"Lakukanlah apa yang bermanfa'at untuk dirimu dan berpegang teguhlah dengannya"

Kamis, 24 Agustus 2017

Pesan Moral Keluarga Ibrahim as

 فَلَمَّابَلَغَ مَعَهُ السَّعيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِى الْمَنَامِ أَنِّى أَزْبَحُكَ فَانْظُرْ ماَزَا تَرَى
قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَاتُوءمَرُ سَتَجِدُ نِي إِنْ ثَاءَاللَّهُ مِنَ الصَّابِرِيْنَ

Artinya :
"Maka tatkala anak itu (pada umur sanggup) berusaha bersama Nabi Ibrahim, Ibrahim Berkata : Hai Anak ku sesungguhnya aku bermimpi menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu, ia menjawab : wahai ayahku kerjakan apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kau dapatiku termasuk orang-orang yang sabar. (QS : As-Shaaffat ayat 102)

Setidaknya ada beberapa pesan moral yang bisa kita petik dari rangkaian peristiwa yang terjadi pada Nabi Ibrahim as dan keluarganya.

  • Mutlak dibutuhkan sikap sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT disamping harus bersyukur atas segala karunia yang diberikan. dalam ayat diatas di gambarkan ketegaran dan kesabaran Nabi Ibrahim as dan anaknya Ismail as dalam menjalankan perintah Allah SWT. kemudian dengan rahmat Allah SWT jasad Ismail as diganti se ekor kambing kibas seraya keduanya bersyukur atas karunia yang diberikan. kemutlakan sikap sabar ini terungkap dalam sabda Rosulullah Saw :
الايَمَانُ نِصْفَانِ فَنِصْفٌ فِي الصَّبْرِ وَنِصْفٌ فِي الشُّكْرِ
  
Artinya:
"Iman itu dua bagian, sebagian ada dalam sabar dan sebagian lagi ada dalam syukur" (HR :Baihaqi dari Anas bin Malik ra)

Berbagai peristiwa alam dan  sosial terus melanda negeri kita sebutlah seperti gempa dan gelombang tsunami, banjir, krisis pangan, kerusuhan di berbagai kota dan daerah, maraknya unjuk rasa, bergantinya semua harga barang kebutuhan dan BBM, pengangguran, PHK besar-besaran, meningkatnya angka kriminalitas, hutang luar negeri yang berada di batas kewajaran dan lain sebagainya. Ada baiknya kita semua introfeksi diri (muhasabah)

Apakah kita sebagai makhluk Allah SWT telah sungguh-sungguh menjalankan perintah dan menjauhkan larangan-Nya...? perintah untuk berbuat adil dan kebaikan serta menjauhkan kemunkaran terkadang hanya menjadi lagu wajib para khotib di atas mimbar. berbagai bentuk menyimpangan birokratis maupun sosial sudah menjadi hal yang sangat lumrah bahkan cenderung menjadi budaya negeri ini, sebutlah seperti praktek korupsi, kolusi, manipulasi, arogansi, pornoaksi, pornografi, dan bentuk kemaksiatan dan kemunkaran lainya yang merupakan penomena yang harus segera di akhiri..! bukankah turut melanggar perintah Allah adalah bagian dari manuver dan propaganda syaitan...! tengoklah kembali napak tilas melempar jumroh, bukankah peristiwa itu merupakan simbol dan cerminan keluarga Ibrahim as dalam menentang segala bentuk propaganda syetan...? disambitnya syetan berkali-kali yang selalu membujuk melanggar perintah Allah SWT.

Apakah hita sebgai makhluk Allah telah benar mensyukuri nikmat dan karunia-Nya. Syekh Srirry Siqthi ketika bertanya kepada seseorang muridnya (Syekh) Junaidi al-Bagdady di usia tujuh tahun, 'hai anak, apa itu syukur..? syukur adalah bahwa segala nikmat yang diberikan'. kekayaan, ilmu pengetahuan, jabatan adalah nikmat sekaligus amanat yang harus dipergunakan sesuai jalurnya. tidak sedikit manusia yang di berikan semua itu justru menjerumuskannya ke api neraka lantaran di alokasikan pada jalan yang di murkai Allah SWT.

  • Mutlak di butuhkan kemitraan yang baik antara generasi tua dan muda. Al-Qur'an menggambarkan secara jelas tentang kebersamaan keluarga Ibrahim as. maka pikirkanlah apa pendapatmu...?
Untuk mencapai tujuan generasi tua harus bersikap demokratis dan dialogis kepada generasi muda. Demikan pula seorang pengusaha dengan rakyatnya atasan dengan bawahannya.
Tengoklah sikap Sayyidina Umar ra. ketika dinobatkan menjadi seorang khalifah, "Siapa diantara kalian yang melihat aku berbuat sewenang-wenang (dalam menjalankan roda pemerintahan), luruskanlah aku". saat beliau berkata demikian, berdirilah dua orang pemuda yaitu Bilal bin Rabbah dan Saman al-Farisy, lantas berkata : "Apabila kami melihat anda berbuat sewenang-wenang, kami luruskan dengan pedang..! Sayyidina Umar pun menyambut dan berkata : "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan seseorang dalam umat ini yang apabila aku berbuat sewenang-wenang, ia mau meluruskan ku dengan pedangnya. 

Demikian juga dengan generasi mudanya, selama memang generasi tua menjalankan kebijakan yang tidak bertentangan dengan perintah agama maka harus di dukung. seperti tergambar dalam peristiwa keluarga Nabi Ibrahim as, di mana ismail as (sebagai generasi muda) mendukung dengan perkataan "Sesuatu yang diperintahkan kepadamu niscaya kau dapati aku termasuk orang-orang yang sabar". Ismail as tahu kebijakan ayahnya tidak bertentangan dengan perintah Allah (bukan rekayasa) dalam sebuah hadists di sebutkan :

لَا طَا عَةَ فَي مَعْصِيَةِ اللَّهِ إِنَّمَا الطَّا عَةَ فَي الْمَعْرُوفِ

Artinya :
"Tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah, ketaatan itu hanya dalam kebaikan".
(HR.riwayat Abu Daud dari Sayyidina Ali ra nomor 2625)
  • Mutlak di butuhkan peran aktif kaum wanita (kaum ibu). Ismail as yang tumbuh sebagai generasi muda yang sabar, tegar dan pintar, tidak lepas dari peran Siti Hajar sebagai ibunya dalam mendidik mental spiritual anaknya (tergambar dalam sejarah peristiwa sa'i) mengingat pada masa kanak-kanak menurut pemerhati ilmu jiwa (psikologi) adalah periode yang subur untuk tumbuhnya jiwa agama. semenjak dini seorang ibu harus menanamkan triologi iman-ilmu-amal (sikap-pengetahuan-perbuatan) sehingga nanti anaknya akan tumbuh sebagai generasi yang cerdas, berakhlak mulia dan terampil. sebaliknya jika seorang ibu kurang berperan, maka hanya akan memproduksi generasi muda yang tidak banyak di harapkan oleh agama dan masyarakat.
  • Mutlak tidak ada lagi korban manusia buat sebuah kepentingan ritual. terlalu mahal harga manusia untuk dikorbankan hanya ingin memuaskan sebuah praktek ritual. Allah SWT muliakan manusia seperti yang terjadi dalam peristiwa Ibrahim as dan putranya, dimana Allah menggantikan jasad Ismail as dengan se ekor kambing kibas.   






Share:

0 komentar:


jadwal-sholat